Batam | beritabatam.co : Musim kemarau berkepanjangan, mengakibatkan ketersediaan volume air baku diseluruh waduk merosot tajam.
Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan membeberkan bahwa volume air baku di enam waduk mengalami penurunan hingga 2-3 meter.
Salah satunya waduk terbesar yakni Waduk Duriangkang yang memenuhi kebutuhan air bersih hingga 70 persen kepada masyarakat Kota Batam kini mengalami penurunan drastis mencapai -3,06 meter.
“Dengan kondisi tersebut, diperkirakan air baku dalam waduk hanya mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat Batam 90 hari kedepan mengingat perhari mengalami penurunan 2 cm,” ungkap Binsar saat menggelar konferensi pers bersama pihak PT ATB di Marketing center, Kamis (05/03/20).
Mengantisipasi hal itu, adapun upaya yang dilakukan yakni BP Batam akan bekerjasama dengan TMC BPPT (teknologi modifikasi cuaca Badan Pengkajian Penerapan Teknologi).
“Nantinya ini dimulai dari kesepakatan kerjasama antara BP Batam dengan TMC BPPT, selanjutnya dilakukan kajian pemilihan teknologi hujan buatan dengan estimasi bia Rp 100 juta,” jelas Binsar.
Binsar menyebut pelaksanaan kajian hujan buatan tersebut akan memakan waktu selama 14 hari kerja dan dilanjutkan pelaksanaan hujan buatan selama 1 tahun.
“Selain itu, kami juga akan terus berkoordinasi dengan BMKG Batam untuk mengetahui prediksi curah hujan di setiap bulannya. Termasuk usaha melalui pelaksanaan do’a bersama di setiap unsur masyarakat seperti rumah ibadah, sekolah-sekolah dan kantor-kantor,” tambahnya.
Tak hanya itu, BP Batam juga akan melakukan pemompaan air baku dari waduk Tembesi ke waduk Muka Kuning yang berjarak 2,9 km dengan debit 600 4/4 dan pompa 2 x 300 4/4.
“Untuk jarak terdekat sudah disurvey yakni, perkiraan 2.9 km.m dengan perkiraan waktu pelaksanaan 2 bulan pengerjaan,” ungkap Binsar.
Untuk pengadaan pipa © 800mm dan biaya konstruksi perkiraan mencapai Rp45,7 M. meliputi harga pipa, pompa, PLN, genset, ponton dan aksesoris lainnya,” pungkasnya. (Ng)
Discussion about this post