Viral | beritabatam.co : Narkoba jadi musuh bersama, daya rusaknya terhadap generasi muda sangat memprihatinkan. Setiap negara secara tegas menyatakan perang terhadap kejahatan narkoba. Tapi meski begitu, tak ubahnya candu yang berakibat ketagihan, hasil uang dari bisnis narkoba juga tak kalah membuat candu para mafia narkoba.
Tak heran, nama besar bandar narkoba hampir selalu disertai dengan gunung uang yang tak berseri, hasil keuntungan bisnis haram tersebut.
Uang berlimpah, apapun bisa dibeli oleh sang bandar. Segala kemewahan jadi sinonim bagi raja narkoba. Dan mengerti dengan segala aksinya yang tak luput dari incaran penegak hukum. Bandar narkoba tak jarang melengkapi diri dengan senjata canggih, body guard, pasukan khusus, hingga anggaran khusus suap untuk memuluskan aksinya.
Tak hanya dalam negeri, bandar narkoba juga tak segan mengembangkan sayap, mendistribusikan barang haram tersebut keluar negeri. Tak ubahnya eksportir, bandar narkoba bisa memiliki wilayah jalur distribusi hingga antar negara hingga kawasan. Dan tentu keuntungan yang didapat makin berlipat.
Seperti dilansir dari moneyinc.com,dan tempo.co berikut sepuluh bandar narkoba terkaya yang pernah diketahui
- Al Capone – Rp 19,3 triliun
Dijuluki “Scarface”, dengan nama asli Alphonse Gabriel Capone, atau akrab disapa Al Capone. Al Capone adalah seorang siswa sekolah Katolik yang baik, dia akhirnya dikeluarkan karena memukul wajah salah satu guru perempuan. Setelah itu, dia menjalani berbagai pekerjaan sampingan di Brooklyn dan dibimbing oleh Johnny Torrio, si gangster.
Al Capone bekerja melalui geng-geng kecil ke yang lebih kuat, dan akhirnya mengikuti Torrio untuk bekerja sebagai penjaga rumah bordil. Diusia 26 tahun, Al Capone mengambil alih kendali kelompok kejahatan yang dipimpin Torrio. Organisasi itu memiliki pabrik bir ilegal dan transportasi minuman keras dalam jaringan kejahatan yang meluas ke Kanada.
Ia memiliki perlindungan untuk jaringannya mulai dari politisi dan penegak hukum. Dia menjadi seorang selebriti, yang dikenal karena perhiasan, pakaian khusus, cerutu mahal, makanan dan minuman mewah, dan banyak dikelilingi perempuan.
Al Capone dipenjara di Alcatraz dan Lembaga Pemasyarakatan Federal di Pulau Terminal, Atlanta, dan Penjara Negara Bagian Timur di Philadelphia. Dia hingga meninggal karena stroke, pneumonia dan serangan jantung di rumahnya di Palm Island, Florida setelah berjuang dengan gejala yang disebabkan oleh tahap akhir sifilis. Al Capone diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$ 1,3 miliar atau Rp 19,3 triliun.
- Griselda Blanco – 29,6 Triliun
Blanco ratu narkoba asal Kolombia, dan bagian dari dunia bawah Miami dalam perdagangan narkoba jenis kokain. Blanco bertanggung jawab atas 200 pembunuhan selama dia mengangkut kokain dari Kolombia ke Southern California, Miami, dan New York.
Dia dilahirkan di Cartagena dan ditembak mati di MedellÃn pada usia 69 tahun. Dia memulai kehidupan kriminalnya dengan mengambil mencuri dan menjarah.
Blanco menjadi figur bersejarah dalam perdagangan narkoba dari Kolombia ke Amerika Serikat. Jaringan obat biusnya keras, tanpa hukum, dan bebas dari jerat penegak hukum. Praktek bisnisnya yang korup menciptakan pendapatan dari distribusi narkoba yang diklaim mencapai lebih dari US$ 80 juta atau Rp 1,18 triliun setiap bulan.
Bahkan pesaingnya berupaya ntuk membunuhnya, yang membuat Blanco melarikan diri ke California. Dia ditangkap dan menghabiskan sepuluh tahun di penjara tetapi mengelola kerajaan narkobanya dari dalam penjara. Kehidupannya tidak lepas dari senjata, kokain, dan gaya hidup biseksual.
Pengadilan mengungkap bahwa ia telah membunuh orang-orang yang tidak dikenal, pesaing bisnisnya, penari telanjang, bocah lelaki yang baru berusia empat tahun, dan tiga mantan suaminya. Menurut salah seorang putranya, dia akhirnya bertobat dan memeluk kehidupan baru sebagai orang Kristen.
Griselda Blanco Restrepo membawa beberapa nama panggilan, yakni Ibu Suri Kokain, La Madrina, Ratu Perdagangan Narkoba, Janda hitam, La Dama de la Mafia. Griselda Blanco diyakini memiliki kekayaan sebesar U$ 2 miliar atau Rp 29,6 miliar.
- Carlos Lehder – Rp 40 triliun
Carlos Enrique Lehder adalah raja narkoba Kolombia dan pendiri kartel Medellin.
Dia mengoperasikan jaringan transportasi kokain besar di Bahama di Pulau Cay Norman. Kemudian dia membentuk Muerte a Secuestradores, organisasi paramiliter yang fokus pada pembalasan terhadap gerilyawan yang menculik keluarga dan anggota kartel.
Dia juga mendirikan Gerakan Nasional Latin, yang digambarkan sebagai neo-Nazi dalam politiknya dan berfokus pada penghancuran perjanjian ekstradisi yang ada antara Kolombia dan Amerika Serikat.
Dibebankan dengan perdagangan narkoba, penculikan dan pembunuhan, kejatuhan Lehder terjadi ketika dia menarik perhatian saat operasi Norman Cay miliknya dengan secara terbuka menyuap para pejabat di Bahama.
Dipercaya bahwa Lehder terus dihukum 55 tahun penjara tanpa pembebasan bersyarat ditambah 135 tahun. Tetapi, karena dia setuju untuk bersaksi melawan Manuel Noriega, juga dianggap bahwa Lehder hidup dalam program perlindungan saksi. Lehder memiliki kekayaan dari kartel narkobanya sebesar US$ 2,7 miliar atau Rp 40 triliun.
- Orejuela Bersaudara – Rp 44 triliun
Gilberto Rodriguez Orejuela dan saudaranya Miguel bergabung bersama José Santacruz Londoño untuk membentuk Kartel narkoba bernama Cali, yang dinamai dari kota tempat kartel itu berdiri, Santiago de Cali. Oejuela bersaudara mulai memperdagangkan narkoba jenis ganja kemudian merambah kokain.
Kartel narkoba Cali berbeda dari Kartel MedellÃn yang kejam. Kartel ini menggunakan suap untuk mencapai tujuannya.
Gilberto ditangkap ketika Polisi Nasional Kolombia yang menyerbu rumahnya. Gilberto menghindari polisi karena dia bersembunyi di lemari kamar mandi bersama dengan tangki oksigen saat penggerebekan sebelumnya.
Dia divonis dan dikirim ke penjara untuk menjalani hukuman 15 tahun. Dia dibebaskan untuk sementara waktu, dan kemudian ditangkap kembali. Giberto dan Miguel diekstradisi ke Amerika Serikat dan mengaku bersalah atas konspirasi untuk mengimpor kokain dan kemudian terlibat konspirasi dalam pencucian uang. Gilberto ditahan selama 30 tahun di Lembaga Pemasyarakatan Federal Butner, North Carolina. Keduanya mengaku bersalah dengan imbalan mendapatkan kekebalan untuk 29 anggota keluarga mereka. Dari hasil bisnis narkobanya, Orejuela bersaudara memiliki aset senilai US$ 3 miliar atau Rp 44 triliun.
- Jose Gonzalo Rodriguez Gacha – Rp 74 triliun
Dikenal sebagai El Mexicano, Gacha tewas pada usia 42 tahun di tangan polisi. Gacha memiliki banyak musuh mulai dari DEA, Kartel Cali, pemerintah Kolombia, gerilyawan FARC dan Victor Carranza. Akhirnya, musuh-musuh Gacha bekerjasama untuk menghancurkannya.
Pemakamannya dihadiri oleh ribuan pelayat dari Pacho, di mana penduduk memujinya karena merenovasi bangunan kota. Gacha menjadi sangat kaya dalam perdagangan narkoba, dan dia adalah seorang pembunuh terkenal kejam.
Operasi narkobanya membentang dari Panama ke California dan sekitarnya. Dia mendirikan laboratorium hutan terbesar untuk membuat dan mengemas kokain bernama Tranquilandia. Ada dua ribu pekerja yang tinggal di asrama kompleks labortoriumnya, yang akhirnya dihancurkan oleh DEA dan Polisi Nasional Kolombia, dan menghancurkan lebih dari 13 metrik ton kokain. Jose Gonzalo Rodriguez Gacha memiliki kekayaan sekitar US$ 5 miliar atau Rp 74 triliun. (Bersambung – 5 s/d 1)
Sumber : Tempo Inti Media
Discussion about this post