Tanjungpinang | beritabatam.co : Pesta demokrasi di Indonesia tinggal beberapa hari lagi, hal ini membuat Badan Pengawas Pemilu Kota Tanjungpinang berupaya meningkatkanĀ pengawasan partisipatif dengan menggalang sejumlah komponen.
Setelah membangunĀ sinergitas dengan pengurus pramuka, Bawaslu Tanjungpinang mendorong dosen dari berbagai perguruan tinggi dan jurnalis dari sejumlah organisasi deklarasi untuk meningkatkan pengawasan Pemilu 2019 melalui deklarasi.
Deklarasi yang dipimpin Ketua Bawaslu Tanjungpinang Muhamad Zaini itu dilakukan setelah berdiskusi dengan dosen-dosen dan jurnalis di salah satu rumah makan di Tanjungpinang, Rabu (10/4/19).
Selain Zaini, narasumber dalam diskusi tersebut yakni Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji, Endri Sanopaka, dan pewarta LKBN Antara Nikolas Panama.
Dalam diskusi itu, Zaini mengatakan peran jurnalis dan dosen sangat besar dalam meningkatkan pengawasan pemilu. Dosen selain secara pribadi, juga dapat menyalurkan pengetahuan kepemiluannya kepada mahasiswa. Dosen dapat mendorong mahasiswa menggunakan hak pilih dan turut berpartisipasi mengawasi pemilu.
Peran jurnalis pun sangat penting dalam menyukseskan pemilu. Melalui berita tentang pemilu, jurnalis ikut mengawasi penyelenggaraan pemilu mulai dari proses hingga akhir. Jurnalis juga mengawasi kinerja penyelenggara pemilu, selain mendorong pemilih menggunakan hak pilih.
Jurnalis juga memiliki peran yang besar dalam memberi pendidikan politik kepada masyarakat.
“Kami berharap sinergitas yang terbangun dengan jurnalis memperkuat pengawasan pemilu,” katanya.
Hal senada dikatakan Endri menambahkan pers merupakan pilar demokrasi keempat yang terbukti memiliki kekuatan besar dalam menyukseskan pemilu.
Peran serta pers dalam pemilu merupakan kebutuhan sehingga sudah tepat Bawaslu Tanjungpinang menggandeng pers untuk meningkatkan pengawasan.
“Pers dalam pesta demokrasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Pers tidak hanya sebagai penyebar informasi, melainkan memiliki fungsi yang jauh lebih besar dalam menyukseskan pemilu. Tentunya netralitas dan independensi pers sangat diharapkan,” katanya.
Sementara itu, jurnalis Antara mengawali diskusi dengan pernyataan “demokrasi pemilu tanpa jurnalis ibarat kolam tanpa air”.
Pers memiliki tanggung jawab untuk mengisi air itu tanpa polusi.
“Dalam perspektif jurnalisme kenabian, media massa seharusnya merekrut orang-orang baik, cerdas dan bertanggung jawab sebagai jurnalis agar air di kolam itu tidak membahayakan orang banyak,” katanya.
Menurut Niko, demikian sapaan akrabnya, Bawaslu dan pers memiliki fungsi yang sama yakni mengawasi pemilu. Namun level pengawasan jurnalis jauh lebih mendalami, karena bukan hanya tahapan pemilu yang diawasi, melainkan juga penyelenggara pemilu.
“Produk yang dihasilkan dari pengawasan berbeda, namun semestinya semangatnya sama untuk kepentingan rakyat dan negara,” katanya. (KSP)
Discussion about this post