Batam | beritabatam.co : Pekerjaan perbaikan terowongan Underpass yang berlokasi di jalan Sriwijaya kota Batam dengan anggaran 6 milyar menjadi pertanyaan dari berbagai kalangan aktivis di Batam.
Proyek yang dikerjakan oleh PT. Hajar Aswad itu jadi penyebab utama kemacetan jalan setiap sore di kawasan simpang rujak tersebut.
Aktivis Garda Indonesia, Aldi Braga menyoroti pekerjaan revitalisasi perbaikan underpass yang dibiayai APBN tersebut. Pihaknya mempertanyakan pekerjaan yang menurutnya sederhana yakni dengan menempel serta menginjeksi beton untuk menutupi kebocoran dan kerusakan.
Awalnya kebocoran yang terjadi sempat di klarifikasi BP Batam bahwa kebocoran lalu tidak menjadi masalah karena terowongan itu daya tahannya sampai 100 tahun. Belakangan terowongan di kawasan Pelita itu di revitalisasi dengan anggaran yang cukup besar.
Menurut Aldi Braga pekerjaan perbaikan terowongan yang sudah berjalan sekitar 2 bulan sebesar 6 milyar lebih itu sangatlah besar, padahal hanya menempel dengan sistem injeksi beton ucapnya kepada beritabatam.co.
“Sederhana saja menghitungnya, tinggal hitung saja berapa spot yang di injeksi, dikalikan saja, misalnya perinjeksi 200 ribu dan katakanlah 15.000 spot yang akan di injeksi dengan luas terowongan yang berada diseputaran Pelita, anggaran 3 Milyar mungkin cukuplah,” jelas Aldi Braga.
“Kan bisa menghemat anggaran sesuai dengan anjuran Presiden Jokowi,” ucapnya.
Sementara Itu Kasubdit Pembangunan Jalan dan Jembatan BP Batam, Boy Sasmita menjelaskan apa yang dilakukan dalam pekerjaan underpass sudah sesuai dengan prosedur semuanya, bahkan dirinya juga bingung awalnya dengan anggaran segitu.
Dijelaskannya dalam pekerjaan perbaikan terowongan itu yang pertama dengan injeksi beton dengan mutu tinggi dan pas lapisan di atas beton underpass itu disuntik dari bawah supaya air tidak bisa tembus kebawah dan itu produknya dari jerman dan itu yang mahal, kemudian finishnya pengecatan ucap Boy Sasmita.
2017 yang lalu dengan merembesnya air dikatakan boy pada saat itu memang sudah 90 persen kekuatan pada terowongan, makanya perlunya untuk perbaikan.
“Jika dibiarkan besi akan berkarat dan jika berkarat, otomatis kekuatan strukturnya akan tidak ada lagi, nah itu yang dijaga jangan sampai air terjadi dengan cara menginjeksi beton itu dengan cairan yang mutu betonnya lebih tinggi dari beton awal,” pungkas Boy.
Jadi pekerjaannya utamanya menutup rembesannya semua dan yang kedua menutup lapisan terselubung, Menurutnya jika dilakukan gali tidak ada jalan untuk keatas yang sebenarnya lebih gampang karna tidak mungkin harus menutup jalan yang dari Batu Ampar.
“Makanya pekerjaannya disuntik dari bawah,” terang Boy.
Menurutnya, pekerjaan perbaikan underpass adalah pekerjaan yang sangat langka, dan ada 3 terowongan yang dilakukan injeksi seperti itu.
Pelaksanaan pekerjaan yang spesifik. Boy mengungkapkan pekerjaan itu dilakukan 3 kali lelang karena perusahaan pada saat itu tidak ada yang memenuhi kualifikasi. Dan terakhir perusahaan yang kini menangani proyek itulah yang memenuhi kualifikasi tersebut. (Ben)
Discussion about this post