Batam | beritabatam.co : Tim ACT Kepri lakukan kegiatan kunjungan untuk penerima Nama CPM MSR & Assasment ACT Kepri di kota Batam, dalam tiga bulan terakhir.
Ada tiga penerima CPM MSR dan Assasment ACT Kepri yang dikunjungi, diantarnya, Rivaldi Satria (4), penderita leukemia, di RSUD Embung Fatimah, Sri Rismawati penderita Dispagia Saraf (16) beralamat di Rusun Buana Indah 2, Sagulung dan Alifa Nursabilah beralamat di Taman Pesona Indah Tahap 1,Tanjung Uncang.
Kamis 29 November 2018, Tim ACT Kepri menjenguk Rivaldi (4 Tahun) di Ruli Kampung 53 Kelurahan Kibing, Kecamatan Batu Aji, Batam.
Rivaldi pernah mendapat perawatan di RSUD Hasan Sadikin Bandung dan sempat mendapat transfusi darah, trombosit dan kemoterapi sebanyak 2 Kali.
kedua orang tua Rivaldi bekerja sebagai penjual es dan suaminya bekerja serabutan di Kawasan Ruli Kampung 53.
Selama lebih kurang 2 bulan di Batam Rivaldi belum mendapatkan perawatan apapun karena terkendala pengurusan berkas pindah BPJS. Disinilah anggota MRI memberikan bantuan pengurusan BPJS. Rivaldi akhirnya sempat dirujuk ke RS Graha Hermin, hingga 14 Januari 2019 kemarin menjalani perawatan intensif di RSUD Embung Fatimah.
Sementara Sri Rismawati. divonis menderita Dispagia Saraf dan Myastheria Gravis kondisi dimana ia tidak bisa menelan cairan maupun makanan yang ada di mulutnya. Untuk memenuhi kebutuhan makanan. Sri harus dibantu dengan selang yang terpasang dari hidung hingga ke lambung, Sri juga hanya bisa mengkonsumsi air dan susu khusus.
Kondisi Sri dalam sewaktu-waktu bisa lemas lalu tiba-tiba pingsan, kapanpun tubuhnya merasa tidak nyaman, Sri kontrol ke RSUD Embung Fatimah ataupun RSUD Otorita Batam dengan BPJS KIS, namun untuk selang, susu khusus, dan beberapa obat harus ditanggung sendiri.
Kondisi ekonomi keluarga Sri sangat memprihatinkan, suaminya bekerja serabutan dan tidak setiap hari memiliki penghasilan.
Hal ini juga berdampak pada ke lima anaknya, dua anaknya harus putus sekolah. Sementara dua lainnya belum bisa sekolah karena terkendala biaya. Hanya Nabila satu-satunya yang sekolah karena bantuan orang yang simpati kepadanya
Penerima manfaat CPM & MSR lainnya adalah Alif,a dilahirkan dengan tidak memiliki anus atau yang biasa disebut dengan fenomena kolostomi. Hingga saat ini Alifa telah mengalami 3 kali operasi.
Hasil tindakan medis pada Desember 2018 yaitu lubang anus buatan Alifa masih dialiri air pada bagian stomatanya agar usus di dalam perut Alifa bisa kembali membesar. Hasil rontgen menunjukan usus Alifa menyusut karena tidak dipakai sesuai dengan fungsi normalnya.
Hasil kontrol Januari 2019, Alifa belum bisa dioperasi dan akan menjalani check up pada bulan Maret 2019 mendatang.
Biaya operasi Alifa ditanggung BPJS hanya saja berbagai obat yang diharus dipenuhi Alifa harganya cukup fantastis dan tidak tercover BPJS. (Agung).
Discussion about this post